Puasa mengajarkan kita bersyukur. Seteguk air itu adalah nikmat tiada terkira dalam panas kerontang dahaga yang mendera tenggorokan. Kemarau dalam raga seketika hilang, saat desiran air itu meluncur deras meski cuma segelas.
Dengan congkaknya kita tidak langsung menunaikan sholat tanda bersyukur atas nikmat. Kita lebih memilih untuk menghabiskan hidangan diatas meja makan. Satu demi satu hingga ludes tiada berbekas. Padahal nikmat minum itu belumlah sama sekali kita syukuri.
Dalam sebuah Kitab bernama ( وصية المصطفى ) “Wasiat Sang Terpilih” berisi petuah Kanjeng Nabi Muhammad kepada Imam Ali, disana dikatakan.
( ان الله يحب ان ينظر اثر نعمه على عباده )
“Sesungguhnya Allah menyukai untuk melihat bekas-bekas nikmat-Nya pada hamba-hamba-Nya”
Tiada salah bahkan sudah seharusnya satu nikmat kita ganti dengan satu pengabdian. Seteguk air saat maghrib kita ganti terlebih dahulu dengan mengerjakan salat maghrib. sebelum kita nikmati nikmat-nikmatNya yang lain.
Semoga bermanfaat
